Selasa, 29 Juli 2014

Beramal dengan Pendapat yang Lemah

Di antara bentuk keluasan dalam agama ini adalah adanya pendapat-pendapat yang sifatnya ijtihadiyah sehingga seorang muslim boleh memilih pendapat mana yang menurutnya lebih kuat secara dalil maupun pendalilan. Namun bagi orang awam yang tidak mampu menentukan pendapat mana yang paling kuat di antara para ulama, hendaknya ia bertaqlid pada salah satu ulama yang ia percayai dan tidak memilah-milah pendapat yang sesuai keinginannya saja.

Pendapat yang kuat disebut juga sebagai rajih, dan pendapat yang lemah disebut dengan marjuh. Sebagaimana disebutkan di atas, seorang muslim yang diberi akal dan pengetahuan mesti memilih pendapat yang paling kuat, yang kemudian menjadi pendapat yang rajih baginya. Ia tidak boleh sengaja memilih pendapat yang menurutnya keliru/lemah (marjuh) dan meninggalkan pendapat yang baginya benar/kuat (rajih).