(1) Mengecek setiap perawinya.
Ini mencakup dua hal yang berurutan: jati diri
perawi, kemudian kualitas perawi.
a. Jati diri perawi
Kadang ada beberapa perawi yang berbeda namun
namanya sama, bahkan nama bapaknya juga sama. Misalnya Anas bin Malik, nama ini
dimiliki oleh sepuluh orang. Ada pula yang sama sampai nama kakeknya, semisal
Ahmad bin Ja'far bin Hamdan.
Lantas bagaimana menentukan rawi mana yang
dimaksud dalam sebuah sanad, jika hanya disebutkan namanya saja? Inilah
pentingnya mengetahui biografi setiap perawi, yang di dalamnya terdapat tahun
kelahiran dan wafatnya, domisilinya, siapa saja gurunya, siapa saja muridnya,
siapa nama kunyah-nya (Abu Fulan, Abu Allan, dsb), apa laqab/gelar-nya (Al
Bukhari, As Sijistani, dll). Dari biografinya bisa kita ketahui rawi mana yang
dimaksud dalam sanad tersebut, yaitu perawi yang mempunyai hubungan guru-murid
atau yang memungkinkan untuk bertemu dalam sanad itu.