Senin, 20 Februari 2012

Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah, Sebuah Catatan Singkat dari Istiqlal

Oleh Syaikh 'Abdurrazaq bin 'Abdul Muhsin Al 'Abbad -hafizhahullah-

1. Memberikan perhatian yang serius terhadap Al-Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an? Kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [QS. An-Nisa : 82]

2. Mengenal asma-asma Allah yang husna (baik) dan shifatnya yang tinggi/ mulia. Dan Allah memiliki nama-nama yang indah, maka berdoalah dengan nama-nama itu. Orang yang paling mengenal Allah, maka dialah yang paling besar rasa takutnya pada Allah, dan paling jauh dari perbuatan maksiat.
Hamba-hamba Allah yang takut kepada Allah hanyalah para ulama (orang berilmu)”. [QS. Fathir : 28]

3. Senantiasa memohon pertolongan kepada Allah dan banyak berdoa padaNya, dan bersungguh-sungguh meminta pada Nya.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [QS. Al-Baqarah : 186]

Senin, 13 Februari 2012

Meluruskan Definisi Tasyabbuh

Tasyabbuh secara bahasa berarti meniru, mencontoh, mengikuti. Dalam riwayat yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من تشبه بقوم فهو منهم

Barangsiapa yang (sengaja) menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka. (HR Abu Dawud)

Hadits di atas bersifat umum, sehingga tidaklah semata-mata menunjukkan celaan, akan tetapi bisa juga menunjukkan pujian. Hal ini tergantung pada konteks perbuatannya. Jika yang ditiru adalah yang baik, maka itu tasyabbuh yang terpuji, dan sebaliknya jika meniru yang buruk, maka itulah yang tercela. Contohnya dalam Al Quran disebutkan,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu menjadi orang bertaqwa. (QS Al Baqarah: 183).

Jumat, 10 Februari 2012

Jangan Asal Forward!

Sering kita dapati suatu berita yang isinya seolah-olah penting sekali dan minta untuk disebarkan ke yang lain, padahal berita tersebut belum diperiksa dengan seksama. Tidak sedikit di antaranya yang ternyata hoax dan tanpa bukti. Fenomena ini lazim terjadi di era modern dimana komunikasi data bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Blackberry dengan layanan Broadcast-nya, e-mail dengan fasilitas Forward-nya, Facebook dengan fasilitas Share & Link, Twitter dengan retweet-nya, semua itu bisa dilakukan just by single click, lalu tersebarlah ke semua orang.

Tak ayal kebiasaan semacam ini kerap menimbulkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat, persis seperti yang digambarkan dalam firman Allah,

Rabu, 01 Februari 2012

Menunda Shalat karena Pusing

Pertanyaan:
Bolehkah menunda shalat atau melaksanakannya di lain waktu karena sakit kepala dan migrain?

Jawab:
Alhamdulillah.
Pertama,
Allah telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk shalat pada waktu yang Dia tentukan. Dia berfirman yang artinya,
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS An Nisa: 104)