Jumat, 09 September 2011

Hobinya kok Nyalahin Presiden?

Tidak diragukan lagi salah satu tanda hari kiamat adalah tersebarnya kebodohan dan diangkatnya ilmu di antara manusia. Salah satu sikap yang menjadi kebiasan sebagian (besar) masyarakat kita adalah lebih suka menumpahkan kesalahan dan hujatan ke Pemerintah dan cenderung mensucikan diri sendiri. Ya, pernahkah mereka bermuhasabah barang sebentar, barangkali kesalahan ada pada para penghujat, pada mereka yang hobi demo dan berkoar-koar, seolah mereka manusia yang paling berhak mengatur urusan rakyat dan paling ahli? Sedangkan di mata mereka, pemerintah itu tidak lebih dari sekedar sampah yang harus disingkirkan segera dari kursi kekuasaan atas nama kedaulatan rakyat yang diagung2kan itu!

Tidak pernahkah mereka mendengar firman Allah:
Demikianlah kami menjadikan sebagian orang yang zalim itu pemimpin atas sesamanya sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-An'am:129) 

Pada masa pemerintahan 'Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu 'anhu- ada seseorang yang bertanya kepada beliau,“Kenapa pada zaman pemerintahanmu ini banyak terjadi pertengkaran dan fitnah (musibah), sedangkan pada zaman Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- tidak?" 'Ali menjawab,"Karena pada zaman Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- yang menjadi rakyatnya adalah aku dan sahabat lainnya. Sedangkan pada zamanku yang menjadi rakyatnya adalah kalian."

Dari kisah di atas, bukankah bisa kita simpulkan dengan jelas bahwasanya pemimpin adalah cermin rakyatnya. Sebaik-baik kaum adalah sahabat Nabi -ridhwanallahu 'alaihi ajma'in-, oleh sebab itu pemimpin mereka adalah sebaik-baik manusia, yaitu Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-. Sedangkan zaman-zaman setelahnya adalah kaum yang persaksiannya mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya, kaum yang jauh dari sisi kualitas dibandingkan para sahabat Nabi. Lalu bagaimana dengan zaman kita sekarang? Terlalu jauh panggang dari api.

Hendaklah setiap diri menyadari bahwa kunci kemajuan negeri ini bukan pada pemimpin semata, karena telah jelas bahwa Allah berfirman:

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra’du : 11)

Oleh karena itu saudara-saudaraku yang kami sayangi, berhentilah dari banyak mencela pemerintah. Stop segala bentuk demonstrasi sia-sia yang tidak pernah ada hasilnya selain hanya kerusakan materi dan akhlak. Fokuslah pada apa yang ada di depan kalian masing-masing. Agenda kita membangun negeri ini terlalu banyak untuk diabaikan. Dan doakanlah hal yang baik bagi penguasa kita. Bukankah telah shahih sebuah riwayat yang masyhur dari Nabi:

"Agama itu nasihat," kami bertanya: "Bagi siapa?" Beliau menjawab: "Bagi Allah, kitab- Nya, Rasul-Nya, danbagi pemimpin kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin." (HR Muslim)

Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullahu- berkata: "Andai kami memiliki doa yang mustajab (dikabulkan), sungguh akan kami tujukan doa tersebut bagi penguasa." (Majmu' Fatawa 28/391)

Semoga kita termasuk orang-orang yang mengikuti petunjuk.

Ditulis di Duri, Jum'at menjelang fajar, 10 Syawal 1432 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan berkaitan dengan isi tulisan. Hindari berkata tanpa ilmu dan bertanya yang tidak berfaidah.