Minggu, 01 Juni 2014

Masyhur Namun Tidak Shahih: Kisah Taubatnya Al Fudhail bin 'Iyadh

Telah masyhur kisah taubatnya Al Fudhail bin 'Iyadh, seorang ulama besar pada zamannya. Berikut kisah lengkap dengan sanadnya:

قال ابن عساكر في تاريخ دمشق (48/ 384) : أخبرنا أبو القاسم زاهر بن طاهر أنبأنا أبو بكر البيهقي أنبأنا أبو عبد الرحمن السلمي أنبأنا محمد بن جعفر البغدادي أبو بكر الحافظ حدثنا الحسن بن عبد الله بن سعيد العسكري حدثنا أبو القاسم بن أخي أبي زرعة حدثنا أبو محمد بن إسحاق بن راهوية حدثنا أبو عمار عن الفضل بن موسى قال كان الفضيل بن عياض شاطرا يقطع الطريق بين أبي ورد وسرخس وكان سبب توبته أنه عشق جارية فبينا هو يرتقي الجدران إليها إذ سمع تاليا يتلو " ألم يأن للذين آمنوا أن تخشع قلوبهم لذكر الله " فلم سمعها قال بلى يا رب قد آن فرجع فأواه الليل إلى خربة وإذا فيها سابلة فقال بعضهم نرتحل وقال بعضهم حتى نصبح فإن فضيلا على الطريق يقطع علينا قال ففكرت وقلت أنا أسعى بالليل في المعاصي وقوم من المسلمين ههنا يخافوني وما أرى الله ساقني إليهم إلا لأرتدع اللهم إني قد تبت إليك وجعلت توبتي مجاورة البيت الحرام

Ibnu 'Asakir berkata dalam Tarikh Dimasyq (48/384):

Telah menceritakan kepada kami Abul Qasim Zahir bin Thahir, (ia berkata) telah memberitakan pada kami Abu Bakr Al Baihaqi: telah memberitakan pada kami Abu 'Abdirrahman As Sulami: telah mengabarkan pada kami Muhammad bin Ja'far Al Baghdadi Abu Bakr Al Hafizh: telah telah menceritakan pada kami Al Hasan bin 'Abdillah bin Sa'id Al 'Askari: telah menceritakan pada kami Abul Qasim anak saudara Abu Zur'ah: telah menceritakan kepada kami Abu Muhammad Ishaq bin Rahuyah: telah menceritakan pada kami Abu 'Ammar, dari Al Fadhl bin Musa, ia berkata:

"Al Fuhdail bin 'Iyadh dahulu adalah seorang perampok yang menghadang di jalan antara Abiward dan Sarkhas. Adapun penyebab taubatnya adalah karena beliau mencintai seorang gadis. Suatu kali beliau memanjat dinding untuk menemuinya ketika beliau mendengar seseorang membaca ayat berikut:

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka…" (QS Al Hadid: 16)

Ketika mendengarnya beliau berkata: "Benar ya Rabb, inilah saatnya," dan dia pun kembali dan mencari tempat untuk menginap di reruntuhan bangunan, dan di sana dia mendapat sekelompok orang yang melewati jalan. Sebagian dari mereka berkata, "Mari terus berjalan." Sebagian lainnya berkata, "Tunggulah hingga pagi, karena Fudhail berada di sekitar sini dan dia akan merampok kita." Al Fudhail berkata, "Maka aku pun berpikir dan berkata: "Aku menghabiskan malam dengan berbuat maksiat dan ada sekolompok kaum musliminin di sini takut kepadaku, dan aku berpikir bahwa tidaklah Allah membawaku ke sini kecuali untuk mengambil pelajaran. Ya Allah, sungguh aku telah bertaubat kepada-Mu. Dan menjadikan taubatku dengan tinggal di Baitul Haram." [selesai nukilan]

Pada sanad yang tersebut di atas, ada perawi bernama Abu 'Abdirrahman As Sulami, ia adalah Muhammad ibn Al Husain As Sulami, seorang sufi. Muhammad bin Yusuf Al Qaththan An Naisaburi berkata,

“كان أبو عبد الرحمن السلمي غير ثقة، ولم يكن سمع من الأصم إلا شيئا يسيرا، فلما مات الحاكم أبو عبد الله بن البيع حدث عن الأصم بتاريخ يحيى بن معين وبأشياء كثيرة سواه، قَالَ: وكان يضع للصوفية الأحاديث

"Abu Abdirrahman As Sulami tidak tsiqah. Dan ia tidak mendengar dari Al Asham melainkan sedikit sekali. Ketika Al Hakim Abu 'Abdillah ibn Al Bai' meninggal, ia meriwayatkan dari Al Asham tarikh Yahya bin Ma'in dan beberapa hal yang semisal dengannya. Dan ia biasa memalsukan hadits untuk Shufiyah." [Tarikh Baghdad 3/42]

Beberapa ulama lain yang menetapkan jarh (celaan) bagi perawi Abu 'Abdirrahman As Sulami antara lain Adz Dzahabi dalam As Siyar (17/250), Ibnu Taimiyyah dalam Minhajus Sunnah (4/54), dan Ibnush Shalah (1/196-197).

Jalur kedua, masih dari Ibnu 'Asakir dalam Tarikh Dimasyq (48/384), dari jalur 'Ali bin 'Abdillah ibn Al Hasan ibn Jahdham, menceritakan padanya Abul Qasim 'Abdussalam bin Muhammad bin Abi Musa, menceritakan padanya 'Abdullah bin Ahmad bin 'Abdussalam, ia mendengar 'Ali bin Salamah bin Qutaibah berkata, ia mendengar dari Ibrahim ibn Al Asy'ats mengenai awal tubatnya Al Fudhail bin Iyadh. Kisahnya secara garis besar sama dengan di atas, hanya saja di jalur ini dikisahkan Al Fudhail malah menjamu sekelompok orang yang hendak dirampoknya tadi, dan mendengar QS Al Hadid setelahnya.

Pada jalur kedua ini terdapat Ibnu Jahdham yang dikatakan Adz Dzahabi merupakan perawi yang tidak tsiqah, serta tertuduh dusta (As Siyar 13/59).

Jalur ketiga, selain apa yang disebutkan di atas, datang juga kisah lain yang semisal dengannya yang diriwayatkan oleh Al Khatib dalam Tarikh Baghdad (6/141) dari jalan Ibrahim ibn Al Laits An Nakhsyabi ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ali bin Khasyram, ia berkata: "Telah mengabarkan padaku seorang tetangga Al Fudhail bin 'Iyadh, ... dst" dengan kisah yang kurang lebih sama dengan kisah pertama tadi, hanya berbeda dialog di akhir dan tidak tercantum kisah Al Fudhail menemui gadis yang dicintainya.

Pada jalur ini, terdapat Ibrahim ibn Al Laits yang majhul (tidak dikenal), dan tetangga Al Fudhail juga mubham (tidak disebut namanya). Sehingga rantai kisah ini dha'if (lemah).

Dengan demikian tidak ada di antara ketiga jalur kisah ini yang mempunyai sanad yang shahih, serta masing-masing jalur memberikan cerita yang berbeda-beda satu sama lain baik secara urutan maupun dialog. Sehingga kita simpulkan bahwa cerita ini masih diragukan kebenarannya. Wallahu a'lam.

Duri, 1 Juni 2014
Ristiyan Ragil P

Sebagian isinya mengambil faidah dari: https://groups.google.com/forum/#!topic/albahith/O7rPfxVuDGc
Ilustrasi gambar diambil dari: http://www.cintaquran.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan berkaitan dengan isi tulisan. Hindari berkata tanpa ilmu dan bertanya yang tidak berfaidah.