Sabtu, 20 September 2014

Al Albani dan Asy'ariyyah

Apakah Asy'ariyah termasuk Ahlus Sunnah?

Penanya:
"...Mengenai Asy'ari, apakah bisa kita katakan mereka itu termasuk ahlus sunnah wal jama'ah?"

Syaikh:
"Jawaban yang adil adalah, mereka adalah ahlus sunnah dalam banyak perkara, dan tidak termasuk ahlus sunnah dalam sebagian kecilnya."

Penanya:
"Jazakallahu khair"

Syaikh:
"Wa iyyaka."

Sumber:
Tanya Jawab bersama Al Albani dalam Silsilatul Huda wan Nuur, kaset no. 327
http://www.alalbany.net/1499

Bekerja sama dengan Asy'ariy

Penanya:
"Bolehkah bekerja sama dengan seseorang yang beraqidah Asy'ariy dalam rangka dakwah di jalan Allah dengan alasan bahwa perbedaan aqidah ini tidak menyebabkan kerusakan, dan jika tidak bekerja sama justru akan memecah barisan kaum muslimin?

Syaikh:
"Jika kerjasama dengan orang ini tidak menyebabkan dirinya meremehkan aqidah (salaf)-nya, maka tidak diragukan lagi bahwa hal itu diperbolehkan.

Bahkan aku meyakini bahwa di antara kebaikan agama seseorang yang imannya kuat adalah hendaknya ia bekerja sama dengan orang yang karena suatu alasan tertentu, baik dulu maupun sekarang, menyimpang dari aqidah salaf.

Lebih utama bagi mukmin salafi ini untuk bekerja sama dengan mereka karena itu merupakan peluang untuk menyampaikan dakwah salafiyah kepada mereka.

Dari pengalaman yang telah berlalu, pendirian orang-orang yang berseberangan ini terhadap salafi yang shalih ini, tidak akan lepas dari dua kemungkinan:  mereka menyambut dakwahnya dan condong untuk menerima madzhab salaf, serta akan berpaling dari madzhab khalaf, dan ini banyak terjadi. Atau, mereka akan menolaknya berikut madzhabnya, dan akan menolak bekerja sama dengannya, maka urusannya kembali pada dirinya, bukan ke mereka."

Sumber: http://kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=15057

Faidah:

1. Syaikh Al Albani tidak menjawab pertanyaan dengan mengatakan "mereka bukan ahlus sunnah" secara mutlak, apalagi langsung mengatakan bahwa mereka ahli bid'ah. Ini menunjukkan sikap adil dan hati-hati dari Syaikh dalam berfatwa. Hendaknya kita mencontoh beliau dalam hal ini.

2. Salafi berselisih dengan Asy'ariy (dan firqah lainnya) sebatas tataran ilmiah (ajarannya, bukan orangnya), sehingga pada mereka yang berbeda pendapat dan aqidahnya, tetap berlaku muamalah terhadap sesama muslim. Tanpa boikot, muka masam, sikap keras, dan hal-hal yang tidak seharusnya tak perlu ada.

Magelang, 19 September 2014
Akhukum Ristiyan Ragil P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan berkaitan dengan isi tulisan. Hindari berkata tanpa ilmu dan bertanya yang tidak berfaidah.