Selasa, 20 November 2012

Hidup Lebih Indah dengan Senyuman

Kadang beratnya permasalahan hidup membuat kita lebih banyak cemberut daripada tersenyum. Padahal menurut para ahli, jumlah otot yang bekerja ketika cemberut lebih banyak daripada tersenyum. Muncul pertanyaan, kalau begitu kenapa kita mudah cemberut? Kenapa susah tersenyum? Mungkin salah satu jawabannya, adalah sabda Rasulullah:

Janganlah kalian saling benci, jangan saling hasad, jangan saling membelakangi, dan jangan saling memutus hubungan, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. [HR Al Bukhari dan Muslim]

Kok bisa? Ya, karena seperti kata para ulama, wajah kita adalah cermin hati. Hati yang penuh kebencian dan hasad, ia akan tampak pada raut muka. Hati yang marah akan terlihat pada ekspresi wajah. Keadaan jasad kita, tergantung pada hati kita. Betapa tidak, Rasulullah bersabda:

Ketahuilah bahwasanya pada setiap tubuh seseorang ada segumpal daging. Jika dia baik, akan baiklah seluruh anggota tubuhnya. Namun apabila dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah bahwasanya segumpal daging tadi adalah hati. [HR Al Bukhari dan Muslim]

Silakan buktikan pada anak kecil yang masih lugu, yang hati mereka masih bersih dari kebencian dan kedengkian. Tampak raut muka mereka yang berseri-seri, membuat bahagia siapapun yang melihatnya. Walaupun mereka tidak sedang tersenyum, sejuk rasanya melihat teduh wajahnya. Terasa masalah sirna karenanya. Sebaliknya, perhatikan di sekitar kita, kalau ada orang yang dikenal hobi bermuka masam, apa rasanya ketika ia mendekati Anda? Tidak nyaman, seolah Anda sedang menanti masalah mendatangi Anda.. dan ketika dia pergi, rasanya plong, seolah salah satu beban hidup baru saja berlalu. Maukah Anda menjadi orang yang kehadirannya dikhawatirkan, atau sebaliknya, menjadi sosok yang dirindukan setiap insan? Tentu bukan yang pertama yang Anda pilih.

Lalu, apa saja tips supaya Anda mudah tersenyum? Berikut kami cuplikkan beberapa di antaranya:

1. Hilangkan rasa dengki, hasad, sikap permusuhan, serta penyakit-penyakit hati lainnya. Jauhi dosa, perbanyak taubat dan istighfar. Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, maka di dalam hatinya akan timbul satu titik noda hitam. Apabila ia berhenti dari perbuatan dosanya dan memohon ampunan serta bertaubat, maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, maka bertambah hitamlah titik noda itu sampai memenuhi hatinya. Inilah penutup hati. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah [QS Al Muthaffifiin]: Sekali-kali tidak, sebenarnya dosa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka. [HR.Ahmad, Ibnu Majah, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim]

Allah berfirman yang artinya:
Sungguh beruntung orang yang mensucikan dirinya, dan sungguh celaka orang yang mengotori dirinya.[QS Asy Syams 9-10]

2. Beriman bahwa kita tidak akan terlepas dari balasan atas setiap amalan kita, sehingga kita akan berpikir berkali-kali untuk berbuat zhalim terhadap orang lain. Dan juga beriman bahwa Allah telah menyempurnakan rizqi kita, beriman bahwa pahala telah ditetapkan jika ada yang menzhalimi kita. Jika harta dirampas secara paksa, maka ambil sisi positifnya. Bukankah jika harta kita dikeluarkan dalam rangka shadaqah, bisa jadi tidak berpahala karena tidak ikhlas, riya', karena mengungkit pemberian, dan sebab lainnya? Namun jika harta kita diambil tanpa kerelaan kita, maka pasti telah tercatat di sisi Allah sebagaitabungan pahala. Jika kita maafkan, maka pahalanya berlipat lagi. Bukankah ini baik? Rasulullah bersabda:
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. [HR Muslim]

Maka dari itu ketika dizhalimi oleh orang lain, maka tersenyum dan berterima kasihlah karena telah menyimpankan pahala untuk kita.

3. Niatkan ketika kita tersenyum, untuk menggapai pahala karena mengikuti sunnah Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-. Beliau bersabda: 
Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu. [HR. Muslim]

Dalam kesempatan lain, beliau bersabda,
Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu. [HR At-Tirmidzi]

Rasulullah sendiri adalah seorang yang murah senyum, sebagaimana yang digambarkan oleh sahabat Jabir -radhiyallahu 'anhu- bahwa Rasulullah senantiasa tersenyum ketika bertemu dengannya.

4. Bercerminlah, dan tengoklah betapa buruknya wajah kita ketika sedang muram, marah dan sedih. Dan betapa tampan/cantik wajah ketika sedang tersenyum. Dengan begitu, semoga bisa membantu kita untuk bisa lebih banyak tersenyum daripada cemberut.

Gigimu bukanlah aurat, maka jangan ragu untuk menampakkannya di hadapan saudaramu :)

Akhukum,
Ristiyan Ragil P
yang paling membutuhkan nasehat di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan berkaitan dengan isi tulisan. Hindari berkata tanpa ilmu dan bertanya yang tidak berfaidah.